2001-2012,
Kepulauan Seribuan Untuk Jakarta Baru
Ibarat manusia, usia 22 tahun adalah waktu untuk
belajar, membenahi diri, dan mulai siap berlari. Seperti itulah Kabupaten
Administrasi kepulauan seribu, wilayah kabupaten satu-satunya diprovinsi DKI Jakarta ini. Diusia
yang beranjak remaja, kepulauan seribu telah siap dan memantapkan diri untuk menjadi bagian obsesi
Gubernur DKI Jakarta JOKO WIDODO menjadikan
Jakarta yang baru. Wilayah yang bergeografis kepulauan ini terentang
dari pantai utara Jakarta hingga 1000 mil laut kearah utara. Luas wilayahnya
mencapai 11,81 kilometer persegi, dengan taburan pulau-pulau kecil yang
jumlahnya mencapai 110 pulau, dimana berdasarkan undang-undang 34 tahun 1999
tentang pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, kepulauan seribu terbagi dalam dua
kecamatan, yaitu kecamatan seribu utara dan kepulauan seribu selatan. Untuk memacu
pengembangan, wilayah kepulauan seribu ditetapkan menjadi 4 zona. Meliputi 78
pulau, dengan komposisi inti seluas 4.449 hektar, zona perlindungan seluas
26,598hektar, zona wisata seluas 59,634 hektar dan zona permukiman seluas
17,121 hektar. Pulau-pulau yang ada dibagi menjadi berbagai fungsi yakni 11
pulau untuk permukiman, 45 pulau wisata, 17 pulau cagar alam, 3 pulau cagar
budaya, 26 pulau PHU penghijauan dan 4 pulau PHB pemerintahan khusus.
Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk kepulauan
seribu secara relative terus meningkat. Pada tahun 2001 saat status
pemerintahannya menjadi kabupaten jumlah penduduknya sekitar 19 ribu jiwa. Saat
ini, penduduknya sekitar 24 ribu jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 3,5
persen. Pertumbuhan penduduk cukup pesat saat ini mengakibatkan rata-rata
kepadatan meningkat. Sebelumnya dapat menampung 1.583 jiwa per 1 kilometer
persegi, kini mencapai 2.302 jiwa meter per 1 kilometer persegi. Sejatinya,
potensi sumberdaya alam kepulauan seribu melimpah. Selama sepuluh tahun
terakhir, produksi rata-rata ikan konsumsi mencapai 400 ton pertahun, adapun
untuk ikan hias mencapai 500ribu ekor per tahun. Sedangkan sumberdaya mineral
yang dihasilkan meliputi minyak bumi dan gas mencapai 4 juta barel per tahun.
Namun begitu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepulauan seribu hingga saat ini
masih terbilang minim. Sejak menjadi kabupaten, perubahan terjadi disejumlah
bidang. Seperti bidang pendidikan, dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan. Bila ditahun 2001 melek huruf penduduk baru mencapai 69,7 persen,
ditahun 2012 ini telah mencapai 99 persen penduduk kepulauan seribu telah melek
huruf. Ini terbukti, program prndidikan di 17 sekolah tingkat dasar, 9 sekolah
tingkat pertama dan 3 sekolah tingkat menengah barjalan baik.
Begitu pun bidang kesehatan, saat ini fasilitas yang
dimiliki mampu memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduknya. Penunjang
kesehatan di kepulauan seribu kini telah berdiri 1 RSUD, 2 Puskesmas Kecamatan,
6 Puskesmas Kelurahan, 1 Rumah Bersalin, 2 Pos Kesehatan dan 19 Posyandu.
Bahkan, sejak menjadi kabupaten 2 unit ambulance siap merujuk pasien ke RS di
daratan Jakarta selama 24jam. Pembangunan segala bidang yang dilaksanakan
dikepulauan seribu tak lepas dari perhatian lebih yang diberikan pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk masyarakat kepulauan seribu. Meski diakui,
permasalahan dan kendala masih ada dan dihadapi. Hal itu, kini mulai
berangsur-angsur terminimalis dengan komitmen tinggi membangun Kepulauan
Seribu. Titik balik pembangunan yang nyata dan dapat dinikmati masyarakat
adalah program listrik 24 jam yang sebentar lagi akan merata disebelas pulau
pemukiman. Tak kalah penting adalah tersedianya saran transportasi yang mulai
membaik dan memadai bagi masyarakat Kepulauan Seribu. Bahkan, untuk melengkapi
aksebilitas masyarakat, Pengprov DKI Jakarta menggelontor puluhan miliar untuk
membangun dermaga khusus Kepulauan Seribu di Muara Angke, Jakarta Utara. Yang
menggembirakan, di 11 tahun kabupaten ini, Kepulauan Seribu telah menjadi salah
satu destinasi wisata yang sangat diminati. Ditaksir angka 1 juta wisatawan
local dan internasional datang dan menikmati panorama dan eksotika alam bahari
yang mulai mempesona mata dunia.
Sumber : Koran Warta Kota; Jum’at, 28 Desember 2012