Selasa, 20 Maret 2012

Konsumsi dan Investasi

Konsumsi dan Investasi

A.   Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan merupakan faktor penetu penting atas konsumsi (makanan,pakaian dan barang-barang lain keperluan rumah tangga) dan tabungan. Fungsi konsumsi merupakan skedul yang mengkaitkan jumlah konsumsi pada jumlah pendapatan. Karena setiap rupiah dari pendapatan akan ditabung atau di konsumsikan, maka skedul tabungan merupakan bagian lain atau “bayangan cermin” dari fungsi konsumsi. Ciri-ciri pokok dari fungsi konsumsi dan tabungan tampak pada rangkuman pengertian dimuka.

Untuk memperoleh fungsi konsumsi nasional, kita menjumlahkan seluruh fungsi konsumsi perorangan. Dalam bentuk yang paling sederhana, fungsi ini menunjukkan seluruh pengeluaran konsumsi yang merupakan fungsi dari pendapatan disposebel. Variable-variabel lain yang juga mempengaruhi konsumsi adalah kekayaan dan harapan akan pendapatan di masa depan.

B.   Ketidak-stabilan Investasi
Komponen besar kedua dari pengeluaran adalah investasi dalam bentuk perumahan, pabrik dan mesin-mesin. Motivasi pokok dari investasi adalah mencari keuntungan, yaitu hasil selama periode yang akan datang melebihi biaya selama periode ini dan periode yang akan datang. Dengan demikian kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil (revenue) sebagai akibat investasi (yang terutama dipengaruhi oleh siklus ekonomi), biaya investasi (yang ditentukan oleh kebijakan suku bunga dan pajak), serta harapan mengenai masa depan. Oleh karena faktor-faktor penentu investasi sangatlah bergantung pada situasi masa depan yang sulit di ramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah dalam pengeluaran agregat.

Hubungan yang penting terlihat pada kurva permintaan untuk investasi, yang mengkaitkan tingkat pengeluaran untuk investasi dengan tingkat suku bunga. Apabila keputusan proyek investasi didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan, maka kurva permintaan untuk investasi akan memiliki kemiringan yang menurun. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan mendorong perusahaan untuk menunda beberapa proyek investasi.

Dalam proses pengambilan keputusan investasi, tingkat suku bunga riel menjadi unsur yang benar-benar relavan. Tingkat suku bunga riel memperbaiki dan menyesuaikan tigkat suku bunga nominal karena adanya inflasi. Jadi, tingkat suku bunga riel sama dengan tingkat suku bunga nominal di kurangi dengan laju inflasi.

Oleh karena baik manusia maupun alas an-alasan yang terlibat pada masalah tabungan dan investasi saling berlainan, dan karena pasar tidak dengan sendirinya menyalurkan tabungan pada para penanam modal dengan cepa, maka bisa tejadi ketidak-sesuaian yang berkepanjangan. Hal ini bisa mengakibatkan output berada jauh dari titik potensialnya, dengan kenaikan harga yang lebih cepat atau lebih lambat.


Sumber : Ekonomi-Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus,jaksa wasana,edisi keduabelas-jilid 1,penerbit Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar